Benarkah Gara-Gara Ahyar Abduh, Gerindra NTB Terpecah?


 
Ketua DPD Partai Gerindra NTB, H. Willgo Zainar, SE beserta sejumlah petinggi Partai Gerindra NTB tidak hadir dalam penyerahan rekomendasi Bakal Calon Gubernur NTB di Pilkada NTB 2018 kepada H. Ahyar Abduh. Situasi ini memperkuat dugaan kian tajamnya perpecahan di internal Partai Gerindra NTB yang berada di bawah komando H. Willgo Zainar, SE.

Pantauan Suara NTB di lapangan, Willgo selaku “komandan” Gerindra di NTB tidak terlihat di kegiatan yang digelar di Lapangan Sangkareang, Mataram, Senin, 10 April 2017.

Selain Willgo, mereka yang tidak hadir antara lain, Wakil Ketua DPRD NTB dari Partai Gerindra, Mori Hanafi, SE, M.Comm dan Sekretaris DPD Partai Gerindra, Sarifudin. Selain itu, dari delapan anggota Fraksi partai Gerindra DPRD NTB, hanya ada tiga orang yang hadir, yakni Abdul Talib, M. Sakdudin, dan M. Syabirin.

Sementara, dari jajaran pengurus DPC Kabupaten/Kota, ada tiga Ketua DPC yang tidak hadir, yakni DPC KLU, DPC Lombok Tengah, dan DPC KSB.

Surat rekomendasi bernomor 03-001/B/DPP-GERINDRA/Pilkada/2017, itu ditandatangani Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Umum DPP Gerindra, Prabowo Subianto dan Sekjen Ahmad Muzani. Rekomendasi diserahkan oleh Ketua Badan Pengawas Pembinaan Kedisiplinan DPP Partai Gerindra, Bambang Kristiono. Dalam kesempatan itu, Bambang mengaku mendapat mandat langsung dari Prabowo untuk menyampaikan rekomendasi tersebut.

Menurutnya, keputusan partai mendukung Ahyar Abduh sebagai calon Gubernur NTB pada Pilkada 2018 melalui proses diskusi dan pengkajian ketat. Sehingga, DPP Partai Gerindra berketetapan hati memutuskan menetapkan H. Ahyar Abduh kini menjabat sebagai Walikota Mataram sebagai satu – satunya calon gubernur yang diusung oleh Partai Gerindra pada perhelatan 2018 mendatang.

“Dan oleh karenanya, seluruh kader Gerindra harus mendukung penuh dan menjalankan, mengamankan ketetapan dengan jiwa kesatrian dan samurai serta petarung mendukung Ahyar Abduh,” tegasnya.

Dia mengingatkan, seluruh kader agar jangan menjadi pencundang dan melakukan manuver – manuver politik di luar garis kebijakan partai. Apalagi berstatemen sehingga menimbulkan polemik di internal partai. “Oleh karena itu, seluruh kader Gerindra jangan lagi manuver lagi,” ancamnya.

Dia menegaskan, partai berlambang garuda memutuskan dukungan setelah menangkap dan melakukan penelusuran dengan kader partai di arus bawah. Bahwa, Gerindra menilai Ahyar Abduh sebagai figur pemimpin yang bersih, amanah, tegas dan mengakar ke bawah. Sehingga, ia dinilai cocok dan kapabel dalam memimpin.



Willgo yang dikonfirmasi terkait hal tersebut, via sambungan telepon, tak memberikan tanggapan. Ia hanya membalas upaya konfirmasi dengan sebuah pesan singkat. “Saya sedang rapat,” tulisnya.

Sebelumnya, Wilgo sempat mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui sama sekali soal rekomendasi dari DPP Gerindra tersebut. Begitu juga dengan Wakil Ketua DPD Partai Gerindra, Mori Hanafi, yang juga telah digadang-gadang namanya akan diusung Partai Gerindra sebagai Bakal Calon Wakil Gubernur NTB, juga enggan memberikan tanggapan.

“Prinsipnya kita dukung apapun keputusan DPP yang sah. Tapi mohon maaf, saya tidak berani komentar soal yang ini,” ujar Mori.

Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD NTB, H. M. Sabirin, yang hadir dalam penyerahan rekomendasi itu, menyampaikan bahwa dukungan partai Gerindra pada Ahyar Abduh sudah final. Maka dengan demikian, ia berharap tidak ada lagi isu-isu yang membingungkan masyarakat terkait arah dukungan Gerindra.

“Jadi ini sudah final dan saya harap tidak ada lagi informasi yang simpang siur. Dan ini acara DPP, makanya kita berharap sebagaimana arahan dari DPP, jangan lagi ada manuver yang membingungkan masyarakat. Kalaupun ada yang membelot, itu aturan partai yang berbicara,” tegasnya.

Sumber: Suara NTB

Diberdayakan oleh Blogger.