Ingin Maju di Pilgub 2018, Sunardi Ayub Temui Zaini Arony

 
 
Politisi senior H Sunardi Ayub menemui H Zaini Arony di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Mataram. Kedua tokoh itu tampak akrab dan terlibat pembicaraan yang cukup serius menyangkut eskalasi politik NTB saat ini. Kehadiran Sunardi Ayub ini tak lepas dari keinginannya untuk menjadi bertarung di Pilgub NTB 2018.

Pantauan Lombok Post, kedua tokoh itu saling bertukar pikiran dan memberikan informasi mengenai kondisi politik terkini. Tidak dikira, meski masih menjalani hukuman di LP Mataram, ternyata Zaini Arony punya banyak informasi mengenai ekskalasi politik. Terutama di Kabupaten Lombok Barat dimana putranya Farin Furqoni Varinduan ikut maju dalam percaturan Pilbup Lombok Barat 2018.

“Saya sering menerima tokoh-tokoh sesama politisi yang menyampaikan berbagai informasi mengenai peta politik NTB jelang Pilgub 2018. Termasuk mengenai majunya dinda Sunardi Ayub ini,” ujar Zaini Arony, kemarin (5/3).

Zaini tampak segar dengan tampilan pakaian rapi. Tidak hanya bertemu Sunardi, dia juga menerima banyak tamu baik tokoh agama maupun tokoh masyarakat. Menurutnya, munculnya nama Sunardi Ayub menambah hangatnya perpolitikan NTB. Lagipula, saat ini banyak figur yang bermunculan baik dari kalangan politisi maupun akademisi menjelang Pilgub 2018. Sunardi Ayub dinilai punya peran penting dalam memberikan pendidikan politik bagi masyarakat.

Tidak hanya Sunardi Ayub, mantan Ketua DPD I Golkar NTB ini juga punya kalkulasi tersendiri atas tiga kandidat yang akan bertarung pada Pilgub NTB mendatang. Ketiganya adalah H Suhaili, H Ahyar Abduh, dan H Ali BD. “



Ketiganya saat ini sedang menjabat dan pada pilkada lalu, haya Ahyar Abduh yang tingkat presentase keterpilihannya paling tinggi diantara yang lain. Tapi namanya politik itu dinamis sehingga tidak menutup kemungkinan elektabilitas masing-masing kandidat naik turun,” kata dia.

Terkait dengan kehadiran Sunardi Ayub, Zaini mengatakan tentu akan memberikan dampak signifikan terhadap peta politik NTB. Terlebih, kata Zaini, Sunardi merupakan politisi lama yang punya banyak pengalaman.

Dia juga membuka diri jika Farin yang terus bergerak di Lombok Barat berkolaborasi dengan Sunardi Ayub. Apalagi dia mendengar gerakan mantan legislator DPR RI itu realistis dan menyentuh kepentingan akar rumput. Dia juga optimistis elektabilitas Farin saat ini terus meningkat menyusul banyaknya dukungan yang mengalir dari berbagai pihak.

Sementara itu, Sunardi Ayub menyatakan siap berkolaborasi dengan siapapun termasuk Farin. Menurutnya, banyak program yang berpihak pada rakyat akan dikerjakan. Pihaknya juga sudah menyiapkan strategi gerakan masif dan terstruktur sehingga masyarakat benar-benar menikmati ajang pemilihan kepala daerah.

“Karena bagaimanapun juga rakyatlah yang menilai untuk kemudian memilih siapa pemimpinnya. Mari kita awali dengan niat baik untuk memperoleh hal-hal baik selanjutnya,” kata Sunardi.

Dalam kesempatan itu, Sunardi juga menyampaikan sejumlah informasi seputar perkembangan politik terkini. Termasuk arah partai politik yang mulai membuka pendaftaran untuk bakal calon gubernur NTB. Dia juga sudah mengambil formulir sejumlah partai politik. Termasuk juga Sunardi sudah mulai menebar pesona ke sejumlah daerah di Lombok dengan memasang baliho.

“Kalau sudah pasang (baliho, Red) ya siap maju dengan segala risikonya,” kata Sunardi.

Selain melalui jalur politik, Sunardi juga menyiapkan diri maju dijalur independen. “Dua jalur ini kita siapkan, untuk parpol sudah komunikasikan ke parpol manapun,” tambahnya.

Menuju Pilgub NTB, kata dia, menjadi gubernur harus dilakoni sungguh-sungguh. Sebagai calon, maka sejak awal harus sudah mengetahui apa saja pekerjaan gubernur.

“Ini bisa memotivasi masyarakat untuk mencari pemimpin yang sudah tahu kerjaan gubernur,” terang Sunardi.

Karena itu, bersama timnya, Sunardi terus mengkaji apa saja yang masih menjadi persoalan. Apa saja yang sudah dikerjakaan gubernur. Karena pada prinsipnya, siapa pun yang memimpin NTB kelak harus melaksanakan kewajibannya berdasarkan UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Ia mencontohkan, persoalan yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah NTB masih dalam nomor urut kedua hingga ketiga paling bawah se-Indonesia. Itu dikarenakan sistem manajemen yang belum dibenahi. Sehingga hal ini harus dikaji dan digali lebih dalam lagi.“Sehingga pemimpin kedepan tahu akar masalah daerahnya, karena ia sudah punya diagnosa,” kata Sunardi.
 
 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.